Bagaimana Menyerap Nilai-nilai Ibadah Qurban Bagi Generasi Milenial - Spirit Merdeka

Latest

Semangat berbagi untuk kebahagiaan hakiki

Business

BANNER 728X90

Thursday, August 23, 2018

Bagaimana Menyerap Nilai-nilai Ibadah Qurban Bagi Generasi Milenial

Pagi-pagi di sebuah jalur perjalanan ini saya melihat warga riang gembira menyaksikan prosesi penyembelihan hewan qurban di pekarangan warga. Mereka nampak menikmati pesta rakyat yang dilakukan setahun sekali ini. Luar biasa. Mudah-mudahan semua yang berhak menerima daging qurban ini benar-benar berbahagia. Amin.


Mungkin bagi Anda yang bergelimang harta menikmati sate, soto, tongseng dan aneka olahan daging lainnya adalah hal biasa. Anda bisa menikmatinya kapan saja Anda mau. Tetapi bagi sebagian orang, hal seperti itu bisa jadi hanya setahun sekali. Bahkan tidak menentu, tergantung ada tidaknya yang mau berkurban. Tahun kemarin ada yang kurban, bisa jadi tahun ini nihil. Padahal kalau dilihat sepintas, tidak sedikit yang memiliki kekayaan di atas rata-rata. Kenapa bisa terjadi fluktuatif seperti ini? Mungkin karena kurangnya pemahaman dari warga yang kaya.

Jika ditelusuri kebanyakan warga (desa) memahami bahwa kalau sudah qurban sekali, ya sudah. Padahal ibadah qurban itu bukanlah seperti ibadah haji yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Kurban itu kalau bisa dilaksanakan setiap tahun kalau mampu. Jadi bagi Anda yang pernah melaksanakan ibadah qurban sebelumnya, tidak ada salahnya kalau qurban lagi untuk tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Ini yang lebih utama.


Namun perlu juga ditanamkan pemahaman bahwa qurban itu tidak semata mengalirkan darah binatang ternak. Lebih dari itu bagaimana meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Ya, memang takwa ini yang sejatinya diwanti-wanti, bahkan merupakan faktor utama yang dinilai oleh Allah. Artinya, ketika qurban dilaksanakan, otomatis rasa takut kepada Allah pun semakin dipertebal. Kalau khauf (rasa takut) kepada Allah semakin dihidupkan maka kesombongan kepada manusia pun semakin terreduksi.


Qurban yang dilaksanakan rutin bagi yang mampu, akan melahirkan karakter yang mulia. Salah satu karakter yang mulia adalah rela berkorban. Rela berkorban untuk meraih keridhaan Allah, rela berkorban untuk mewujudkan cita-cita, rela berkorban untuk kemaslahatan dan kemanfaatan bagi sebanyak-banyak umat manusia.


Nilai-nilai ibadah qurban tentu sangatlah banyak kalau kita kupas satu per satu. Salah satunya rela bekorban ini. Dan nilai ini akan selalu relevan terhadap perkembangan jaman. Seperti masa sekarang yang kebanyakan dihuni oleh generasi millenial. Apa itu generasi millenial? Mereka adalah orang-orang yang lahir pada kisaran tahun 80-90an ke sini. Termasuk Anda mungkin. Ciri khas mereka adalah akrab dengan dunia digital. Bahkan tidak mau terpisahkan dengannya.


Mereka setiap hari bermain gadget, baik untuk bermedsos ria, bermain game, dan termasuk di dalamnya berbisnis online. Puluhan bahkan ratusan kali mereka menengok gadgetnya untuk keperluan yang bervariasi. Baik itu untuk melihat status, chattingan, orderan, dan lain-lain. Bahkan dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa seseorang melihat/membuka handphone dalam sehari hingga 85-150 kali. Wow.


Lalu apa yang kaitannya dengan nilai ibadah qurban rela berkorban? Bagi Anda yang dapat menyerap nilai mulia ibadah qurban ini sebaiknya dapat lebih bijaksana dalam bergadget ria. Mungkin dari puluhan hingga ratusan kali membuka HP bisa dikurangi menjadi belasan saja. Termasuk bagi Anda yang berkecimpung dalam bisnis online yang notabene sangat erat kaitannya dengan gadget ini. Anda bisa menjadwalkan waktu khusus bergadget misalnya. Jangan sampai gagdet ini mengganggu produktivitas Anda.


Produktivitas hidup ini adalah hal penting. Produktivitas bagi yang beribadah adalah dapat menghadirkan rasa khusyu dalam melaksanakannya. Produktivitas bagi karyawan adalah bagaimana bisa meningkatkan etos kerja. Produktivitas bagi seorang pelajar adalah bagaimana dia dapat belajar dengan baik tanpa terdiskruksi dengan notifikasi di HP Anda. Intinya bijaksanalah dalam bergadget. Jangan sampai gadgetmu menjadi Tuhan lain selain Allah Swt. Naudzubillah. Semoga artikel singkat ini bermanfaat. Amin

No comments:

Post a Comment